Optimisme Andrew Hidayat, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), – pada Rabu (9/7/2025). COIN tercatat sebagai emiten ke-18 yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di BEI pada tahun 2025. Usai pencatatan saham tersebut, Andrew Hidayat salah satu pemegang saham COIN optimistis terhadap masa depan perusahaan ini. Pasalnya, COIN memiliki kinerja yang solid. IPO ini juga menjadi langkah strategis perusahaan untuk lebih terbuka kepada publik.
COIN Melantai di Bursa, Begini Optimisme Andrew Hidayat – Dengan status sebagai perusahaan terbuka, lanjut dia, kinerja COIN maupun tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) bisa dilihat oleh pelaku usaha di bidang kripto khususnya pemain-pemain asing. Menurutnya, investor asing juga akan merasa lebih aman, apalagi regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini menyambut investor asing untuk membuka Penanaman Modal Asing (PMA) dan trading kripto hingga membuka bank account. “Saya pikir industri crypto akan ada banyak produk bawahannya, seperti stablecoin. Mungkin di Indonesia akan juga launching yang didukung oleh pemerintah dan 100% fully backed oleh rupiah, sehingga itu bisa jadi satu coin yang diadopsi di Asia Tenggara. Itu cita-cita kita lah di COIN. Sebagai investor, cita-cita saya juga,” katanya.
COIN Melantai di Bursa, Begini Optimisme Andrew Hidayat
Pendahuluan
Pada 9 Juli 2025, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini bukan hanya langkah klasik IPO, melainkan sejarah penting karena COIN menjadi holding bursa kripto pertama di Indonesia yang masuk ke bursa saham . Artikel ini akan mengupas perjalanan COIN, antusiasme pasar, hingga peran penting dari Andrew Hidayat, salah satu pemegang saham utama.
Latar Belakang COIN dan Sejarah Listing
Apa itu COIN?
COIN adalah perusahaan holding yang berdiri pada 2022, dan menaungi dua entitas kunci:
-
PT Central Finansial X (CFX) – bursa aset kripto dan berjangka pertama di Indonesia. Telah berizin dari Bappebti dan kini diawasi oleh OJK .
-
PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) – lembaga kustodian aset kripto berlisensi sejak Desember 2023 .
Kenapa COIN Masuk Bursa?
Sebagai pionir, COIN melihat peluang strategis untuk menegaskan integrasi aset digital ke ekosistem keuangan formal. Listing ke BEI memperkuat kepercayaan publik, akses pembiayaan, dan mendorong regulasi yang lebih terstruktur .
Proses IPO: Strategi & Keuangan
Rencana Emisi Saham
COIN menawarkan ±2,2 miliar saham (15% dari modal ditempatkan) pada harga penawaran Rp 100–105 per lembar, dengan target dana Rp 220–231 miliar . Penjamin emisinya adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia .
Respons yang Fantastis
Pada periode penawaran (2–7 Juli 2025), COIN mencatat oversubscribed antara 27 hingga lebih dari 70 kali (versi berita bervariasi), dengan pemesanan mencapai ratusan ribu investor .
Realisasi di Bursa
Pada hari pertama (9 Juli 2025), saham COIN langsung melejit 35% ke level Rp 135 per lembar, bahkan sempat mencatat Auto-Rejection Atas (ARA) karena lonjakan harga .
Dampak Listing bagi Industri Kripto & Investor
Meningkatkan Kepercayaan
Dengan status perusahaan publik, COIN kini wajib melaporkan kinerja dan mengedepankan transparansi—hal krusial untuk membangun kepercayaan investor dan masyarakat .
Regulasi yang Lebih Tegas
Pengawasan OJK dan posisi sebagai emiten membuat COIN menjadi contoh infrastruktur kripto yang legal, aman, dan profesional .
Akses Baru ke Investor
Investor ritel dan institusi kini punya opsi berinvestasi di perusahaan bursa kripto melalui saham COIN—cara baru mendapatkan eksposur ke industri aset digital .
Dampak Ekosistem Digital
Dana IPO dialokasikan untuk memperkuat modal dan teknologi di CFX (85%) dan ICC (15%) . Ini mendukung skema penyimpanan, transaksi, dan edukasi aset digital.
Optimisme Andrew Hidayat
Siapa Andrew Hidayat?
Andrew Hidayat merupakan ultimate beneficial owner dari PT Megah Perkasa Investindo (MPI) dengan kepemilikan sekitar 55% di MMSGI, dan menjadi pemilik utama COIN .
Profil & Alasan Masuk
Sebagai pengusaha kawakan, Andrew menyadari keraguan terhadap riwayatnya sebelumnya. IPO COIN memberikan kesempatan untuk menunjukkan tata kelola profesional dan keterbukaan.
“Dengan IPO ini akan lebih terbuka… keraguan teman-teman terhadap mungkin riwayat‑riwayat saya… akan lebih bisa diawasin dengan kita jadi perusahaan terbuka” .
Andrew berharap publik memberikan kesempatan dan percaya padanya untuk berkontribusi di industri kripto, apalagi COIN melalui CFX telah memiliki ±200.000 pelanggan .
Visi Pengawasan & Pertumbuhan
Andrew menekankan pentingnya pengawasan publik dan keterbukaan sebagai fondasi pertumbuhan sehat industri kripto:
“Kita harus sama‑sama mengawal, menjaga, dan dengan terbuka ini saya yakin lebih baik pengawasannya dari publik juga ikut membantu pengawas ini” .
Poin Penting & Data Pendukung
Aspek | Detail |
---|---|
Kode Saham | COIN |
Tanggal Listing | 9 Juli 2025 |
Jumlah IPO | 2,2 miliar saham (15%) |
Harga IPO | Rp 100–105 |
Dana Target | Rp 220–231 miliar |
Oversubscribed | 27× – >70× |
Lonjakan Harga | +35% ke Rp 135 (ARA) |
Entitas Anak | CFX & ICC |
Pemilik Utama | Andrew Hidayat (via MPI) |
Jumlah Pelanggan CFX | ~200.000 orang |
Tantangan & Prospek ke Depan
Tantangan yang Dihadapi
-
Stigma & Spekulasi Kripto: Meski IPO meningkatkan legitimasi, persepsi negatif terhadap volatilitas kripto tetap ada.
-
Regulasi yang Dinamis: Industri kripto masih rawan perubahan regulasi, memerlukan adaptasi terus menerus.
-
Persaingan Internasional: COIN perlu menghadapi pemain global dalam hal teknologi dan kepercayaan pengguna.
Peluang yang Menjanjikan
-
Pendanaan Baru: Dana IPO memungkinkan ekspansi layanan, termasuk produk derivatif kripto, staking, dan edukasi.
-
Infrastruktur Awal: Sebagai holding dengan bursa dan kustodian, COIN bisa menjadi ujung tombak fintech kripto di Asia Tenggara.
-
Akses Ritel & Institusi: Dengan listed, institusi keuangan seperti reksa dana bisa masuk, menciptakan legitimasi dan likuiditas.
Kesimpulan & Rekomendasi SEO
Intisari
COIN berhasil mencetak sejarah sebagai bursa kripto publik pertama di Indonesia, mendapat respons investor luar biasa, dan disokong oleh optimisme Andrew Hidayat soal transparansi, pengawasan, dan pertumbuhan industri.