Bunker Anti Kiamat, Beberapa orang terkaya di dunia – terus mencari ide gila untuk menyelamatkan hidupnya dari mara bahaya, termasuk bencana bahkan kiamat sekalipun. Kata ‘kiamat’ sendiri menjadi hal menakutkan bagi semua manusia. Hari akhir ini dipercaya menjadi hari ‘penghakiman seluruh manusia’ dan kematian makhluk hidup. Namun hal ini berbeda dengan sebagian orang kaya. Mereka berpendapat, hari kiamat hanya seperti bencana alam besar. Walaupun demikian, beberapa diantaranya khawatir akan masa depan dan membutuhkan pertahanan personal.
Orang Terkaya Dunia Ramai-ramai Bangun Bunker Anti Kiamat– Bungker atau logerak adalah sejenis bangunan pertahanan militer. Bunker biasanya dibangun di bawah tanah. Banyak logerak dibangun pada Perang Dunia I dan II. Namun, beberapa orang kaya justru mulai membangun bunker untuk menyelamatkan hidupnya dan kekayaannya dari bencana atau mara bahaya lainnya.
Orang Terkaya Dunia Ramai-ramai Bangun Bunker Anti Kiamat
Pengantar
Di tengah meningkatnya ketegangan global, krisis iklim, dan potensi perang nuklir, fenomena baru mulai mencuat di kalangan para miliarder dunia: pembangunan bunker anti kiamat. Tokoh-tokoh terkenal seperti Jeff Bezos, Elon Musk, hingga Peter Thiel dikabarkan mulai menginvestasikan jutaan dolar untuk membangun tempat perlindungan super-aman sebagai antisipasi skenario terburuk. Artikel ini mengupas tren ini dari berbagai sisi—apa motivasinya, siapa saja yang terlibat, bagaimana bunker tersebut dirancang, dan apa implikasinya bagi masyarakat global.
Mengapa Orang Kaya Membangun Bunker?
Ada beberapa alasan utama mengapa para miliarder memilih untuk membangun bunker anti kiamat:
Ketidakpastian Global
Perang Ukraina-Rusia, ketegangan AS-China, ancaman senjata biologis, dan kemungkinan perang nuklir telah menciptakan kecemasan akan masa depan dunia.
Perubahan Iklim Ekstrem
Bencana alam yang makin sering terjadi seperti banjir besar, kebakaran hutan, dan kekeringan panjang menambah kekhawatiran akan kelangsungan hidup manusia.
Pandemi dan Ancaman Biologis
Pandemi COVID-19 membuka mata dunia, terutama para elite, bahwa sistem global bisa kolaps hanya karena satu virus. Banyak yang percaya pandemi berikutnya bisa lebih mematikan.
Ketimpangan Sosial dan Potensi Pemberontakan
Kesenjangan antara si kaya dan miskin makin lebar. Para miliarder khawatir menjadi target amarah publik dalam skenario kerusuhan sosial.
Siapa Saja yang Terlibat?
Beberapa tokoh terkenal dan perusahaan besar yang terlibat dalam tren bunker anti kiamat antara lain:
Elon Musk
CEO SpaceX dan Tesla ini dikenal obsesif dengan kolonisasi Mars sebagai “rencana B” jika Bumi tidak lagi layak huni. Namun, laporan juga menunjukkan bahwa Musk memiliki fasilitas perlindungan pribadi di lokasi rahasia di Texas dan California.
Peter Thiel
Pendiri PayPal dan investor awal Facebook ini membeli lahan luas di Selandia Baru dan membangun bunker bawah tanah lengkap dengan sistem pertahanan dan logistik mandiri. Thiel bahkan memperoleh kewarganegaraan Selandia Baru sebagai bagian dari rencana pelariannya.
Mark Zuckerberg
Meskipun tidak secara eksplisit mengonfirmasi, laporan dari The New Yorker menyebutkan bahwa Zuckerberg membeli lahan luas di Hawaii dan membangunnya dengan tingkat keamanan tinggi yang menyerupai bunker.
Steve Huffman (Reddit)
CEO Reddit pernah secara terbuka menyatakan bahwa ia memiliki motor trail, senjata api, dan tempat persembunyian sebagai bentuk kesiapan jika “sistem sosial runtuh.”
Seperti Apa Bunker Anti Kiamat Itu?
Bunker milik miliarder bukan seperti tempat perlindungan bom biasa. Berikut beberapa fitur utamanya:
Lokasi Strategis
Biasanya berada di lokasi terpencil, seperti gurun, hutan, atau pulau pribadi. Beberapa bahkan dibangun di bawah tanah sedalam 15 meter.
Sistem Mandiri
Bunker dilengkapi dengan:
- Sistem listrik tenaga surya dan turbin angin
- Sumber air bersih dan penyuling
- Pertanian hidroponik untuk makanan jangka panjang
- Sistem filtrasi udara tingkat militer
Keamanan Maksimal
-
Pintu baja setebal 30 cm
-
CCTV 24 jam
-
Drone pemantau
-
Personel keamanan bersenjata
Kenyamanan Ala Hotel Bintang 5
Bunker kelas atas tidak hanya aman, tapi juga mewah. Beberapa memiliki:
-
Bioskop mini
-
Kolam renang indoor
-
Gym lengkap
-
Ruang medis pribadi
Contoh: The Oppidum dan Vivos Group
The Oppidum (Ceko)
Diklaim sebagai “bunker pribadi paling aman dan mewah di dunia”, The Oppidum menawarkan tempat perlindungan bawah tanah seluas lebih dari 7.000 meter persegi. Dilengkapi dengan fasilitas medis, ruang konferensi, hingga ruang anggur pribadi.
Vivos Group (AS)
Perusahaan ini menjual bunker siap huni di berbagai lokasi, mulai dari Jerman hingga Dakota Selatan. Paket langganan bunker bahkan ditawarkan kepada masyarakat kelas atas, dengan harga mulai dari USD 35.000 per orang.
Apa Kata Para Pakar?
Risiko Sosial
Menurut ahli etika teknologi Douglas Rushkoff, tren ini mencerminkan bagaimana para miliarder justru menghindari tanggung jawab sosial dengan “membeli jalan keluar” dari krisis global.
“Mereka lebih memilih menyelamatkan diri daripada memperbaiki dunia,” ujarnya dalam wawancara dengan The Guardian.
Ketahanan vs Egoisme
Sebagian pakar menyebutnya sebagai bentuk kesiapsiagaan logis. Namun banyak juga yang menilai tren ini justru memperlebar ketimpangan, karena hanya orang superkaya yang bisa mengakses bunker semacam itu.
Implikasi Global
Normalisasi Survivalisme
Apa yang dulu dianggap paranoid kini menjadi tren elite. Hal ini bisa menginspirasi kalangan menengah atas untuk ikut membuat “prepping plans”.
Privatisasi Keselamatan
Jika keselamatan menjadi komoditas elit, bagaimana nasib masyarakat umum dalam skenario bencana global?
Dorongan Inovasi Teknologi Bertahan Hidup
Di sisi positif, tren ini mendorong pengembangan teknologi keberlanjutan seperti pertanian mandiri, sistem energi alternatif, dan biofiltrasi udara.
Kesimpulan
Bunker anti kiamat kini bukan sekadar fiksi ilmiah. Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, para miliarder memilih langkah ekstrem untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Meski dapat dimaklumi sebagai bentuk kewaspadaan, tren ini juga memunculkan pertanyaan moral tentang kesenjangan akses terhadap keselamatan dan kelangsungan hidup.
https://globaldefenceforum.com/